Selasa, 24 November 2015

keberhasilan belajar mengajar



KEBERHASILAN BELAJAR MENGAJAR
DAN EVALUASINYA

Makalah
Makalah Ini Disusun Guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah                       : Strategi Belajar Mengajar
Dosen Pengampu               : Chusna Maulida, M.Ag.

     
    

Oleh:
Khasbih Maslekhah      (2021113065)


                                                            Kelas   A

JURUSAN TARBIYAH PRODI PAI
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI ( STAIN )
PEKALONGAN
2015





BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Pendidikan dalam sejarah peradaban manusia merupakan salah satu komponen kehidupan yang paling urgen. Dimana aktivitas ini telah dimulai sejak pertama adanya kehidupan d muka bumi sampai berakhirnya kehidupan di muka bumi.  Proses pendidikan ini menargetkan akan terjadi perubahan perilaku bagi orang yang melakukannya.
Proses pendidikan diantaranya akan diimplementasikan dalam sebuah proses atau kegiatan belajar mengajar. Dimana dalam kegiatan belajar mengajar ini ada beberapa yang harus diperhatikan dan dilakukan secara bertahap, diantaranya kegiatan perencanaan kegiatan mengajar, kemudian proses belajar mengajar dan yang terakhir adalah proses penilaian kegiatan belajar mengajar, atau yang sering kita kenal dengan sebutan evaluasi pembelajaran.
Salah satu proses dalam kegiatan belajar mengajar diatas akan dibahas dalam makalah ini, yaitu kegiatan penilaian hasil belajar mengajar, yang akan terinci dalam bab-bab terkait dengan keberhasilan belajar mengajar dan proses evaluasi kegiatan belajar mengajar.



BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Keberhasilan Belajar Mengajar
Sebelum kita lebih jauh membahas mengenai keberhasilan belajar mengajar, tentu kita harus pahami terlebih dahulu apa itu proses atau kegiatan belajar mengajar. Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar merupakan suatu kegiatan yang didalamnya berlangsung hubungan antar manusia, dengan tujuan membantu perkembangan dan mendorong keterlibatan siswa dalam pembelajaran. Dan pada dasarnya melaksanakan kegiatan belajar mengajar adalah menciptakan lingkungan dan suasana yang menimbulkan perubahan struktur kognitif pada siswa.[1]
Setelah kita memahami apa itu kegiatan belajar mengajar yang sesungguhnya serta sasaran dari pada kegiatan belajar mengajar. Tentu kita dapat membahas mengenai keberhasilan kegiatan belajar mengajar, keberhasilan kegiatan belajar mengajar dapat kita lihat dari capaian atas tujuan kegiatan belajar mengajar. Lebih jauh dijelaskan oleh Direktorat Jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama Islam, bahwa keberhasilan belajar dapat diukur dengan perubahan, karena keberasilan suatu program pembelajaran dapat diukur berdasarkan perbedaan cara berfikir, merasa, berbuat sebelum dan berbuat sesudah memperoleh pengalaman belajar dalam menghadapi situasi serupa.
Selanjutnya Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain menyatakan bahwa suatu proses belajar mengajar tentang suatu bahan pengajaran dapat dikatakan berhasil apabila Tujuan Instruksional Khusus (TIK) nya dapat dicapai oleh peserta didik. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa keberhasilan belajar mengajar merupakan kecakapan dari suatu usaha atau latihan pengalaman dalam bentuk perubahan tingkah laku yang mengandung pengetahuan (kognitif), keterampilan (psikomotor), sikap (afektif) serta nilai-nilai yang konstruktif (value).[2]

B.     Indikator Keberhasilan Belajar
Keberhasilan belajar merupakan prestasi yang dicapai dalam proses belajar mengajar. Untuk mengetahu tingkat keberhasillan belajar mengajar tersebut terdapat beberapa indikator yang harus diketahui.
Indikator keberhasilan belajar menurut Zaenal Arifin dapat dilihat dari berbagai jenis perbuatan atau pembentukan tingkah laku peserta didik. Jenis tingkah laku itu diantaranya adalah:
1.         Kebiasaan, yaitu cara bertindak yang dimiliki peserta didik dan diperoleh melalui belajar.
2.         Keterampilan, yaitu perbuatan atau tingkah laku yang tampak sebagai akibat kegiatan otot dan digerakkan serta dikoordinasikan oleh sistem syaraf.
3.         Akumulasi presepsi, yaitu berbagai persepsi yang diperoleh peserta didik melalui belajar seperti pengalaman simbol, angka dan pengertian.
4.         Asisoasi dan hafalan, yaitu seperangkat ingatan mengenai sesuatu sebaga hasil dari penguatan melalui asosiasi, baik asosiasi yang disengaja atau asosiasi tiruan.
5.         Pemahaman dan konsep, yaitu jenis hasil belajar yang diperoleh melalui kegiatan belajar secara rasional.
6.         Sikap, yaitu pemahaman, perasaan, dan kecenderungan berperilaku peserta didik terhadap sesuatu.
7.         Nilai, yaitu tolak ukur untuk membedakan antara yang baik dengan yang kurang baik.
8.         Moral dan agama.[3]
Sedangkan menurut Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, indikator keberhasilan belajar mengajar lebih singkat, yaitu hanya terangkum dalam dua poin:
1.         Daya serap terhadap bahan pengajaran yang diajarkan mencapai prestasi tinggi, baik secara individual maupun kelompok.
2.         Perilaku yang digariskan dalam tujuan pengajaran instruksional khusus (TIK) telah dicapai oleh peserta didik, baik secara individual maupun kelompok.[4]
Berdasarkan uraian diatas, maka indikator keberhasilan belajar mengajar peserta didik dapat diketahui dari kemampuan daya serap peserta didik terhadap bahan pengajaran yang telah diajarkan serta dari perbuatan atau tingkah laku yang telah digariskan dalam tujuan pembelajaran telah dicapai oleh peserta didik, baik secara individual maupun kelompok.
C.    Penilaian Keberhasilan Belajar
Menurut norman E. Grounloud, evaluasi adalah suatu proses yang sistematis dan berkesinambungan untuk mengetahui efisiensi kegiatan belajar mengajar dan efektivitas dari pencapaian tujuan instruksi yang telah ditetapkan. Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto, evaluasi adalah kegiatan untuk mengumpulkan informasi tentang bekerjanya sesuatu, dan informasi tersebut selanjutnya digunakan untuk menentukan alternatif yang tepat dalam mengambil keputusan.
Menurut Djemari Mardapi, evaluasi adalah proses mengumpulkan informasi untuk mengetahui pencapaian belajar kelas atau kelompok.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa evaluasi adalah kegiatan yang terencana untuk mengetahui keadaan suatu objek dengan menggunakan instrumen dan hasilnya dibandingkan dengan tolak ukur tertentu guna memperoleh kesimpulan.[5]
Dalam mengukur dan mengevaluasi tingkat keberhasilan belajar mengajar peserta didik, pihak pengajar dapat menggunakan beberapa teknik diantaranya dengan tes maupun non tes.
Teknik tes di dalam evaluasi belajar setidaknya ada tiga macam, yaitu tes formatif, sub sumatif dan sumatif. Tes prestasi belajar tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
1.      Tes formatif adalah kegiatan penilaian yang bertujuan untuk encapai umpan balik, yang selanjutnya hasil penilaan tersebut dapat digunakan untuk memperbaiki proses belajar mengajar yang sedang atau yang sudah dilakukan. Tes ini dapat berupa tulisan, lisan, atau tugas-tugas yang dilakukan pada akhir pelajaran (ulangan harian) atau bahkan pada saat pelajaran sedang berlangsung.
2.      Tes sub sumatif adalah penilaian yang meliputi sejumlah bahan pengajaran tertentu yang telah diajar pada waktu tertentu. Hasil tes sub sumatif ini dimanfaatkan untuk memperbaikai proses belajar mengajar dan diperhitungkan dalam menentukan nilai raport. Biasa dilakukan pada tengah semester.
3.      Tes sumatif adalah penilaian yang dilakukan untuk memperoleh data atau informasi sampai dimana penguasaan atau pencapaian belajar peserta didik terhadap bahan pelajaran yang telah dipelajarinya selama jangka waktu tertentu. Fungsi dan tujuannya ialah untuk penentuan lulus atau tidaknya peserta didik tersebut. Tes ini biasanya dilakukan pada akhir semester.[6]
Selain dengan teknik tes, evaluasi juga dapat dlakukan dengan teknik non tes, teknik non tes ini dapat diaplikasikan dengan beberapa cara, diantaranya adalah (1) observasi, (2) wawancara, (3) skala sikap, (4) daftar cek, (5) skala penilaian, (6) angket, (7) studi kasus, (8) catatan insidental, (9) sosiometri, dan yang terakhir (10) inventori kepribadian.[7]
D.    Tingkat Keberhasilan Belajar
Dalam sebuah proses belajar mengajar tentu akan selalu menghasilkan hasil belajar. Dalam mengukur dan melihat hasil belajar akan menimbulkan beberapa pertanyaan, salah satunya terkait dengan seberapa besar tingkat keberhasilan dari proses belajar mengajar yang telah terlaksana. Sehubung dengan hal tersebutlah yang kemudian keberhasilan belajar mengajar itu dibagi menjadi beberapa tingkatan. Tingkatan keberhasilan belajar mengajar tersebut diantaranya:
1.         Istimewa/maksimal, yaitu apabila seluruh bahan pelajaran yang diajarkan itu dapat dikuasai oleh peserta didik.
2.         Baik sekali/optimal, yaitu apabila sebagian besar (76%-99%) bahan pelajaran yang diajarkan dapat dikuasai oeh peserta didik.
3.         Baik/minimal, yaitu apabila bahan yang diajarkan hanya 60%-75% saja yang dikuasai peserta didik.
4.         Kurang, yaitu apabila bahan pelajaran yang diajarkan kurang dari 60% dikuasai oleh peserta didik.



BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Direktorat Jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama Islam, menjelaskan bahwa keberhasilan belajar dapat diukur dengan perubahan, karena keberasilan suatu program pembelajaran dapat diukur berdasarkan perbedaan cara berfikir, merasa, berbuat sebelum dan berbuat sesudah memperoleh pengalaman belajar dalam menghadapi situasi serupa.
Evaluasi adalah kegiatan yang terencana untuk mengetahui keadaan suatu objek dengan menggunakan instrumen dan hasilnya dibandingkan dengan tolak ukur tertentu guna memperoleh kesimpulan.[8]
Dalam mengukur dan mengevaluasi tingkat keberhasilan belajar mengajar peserta didik, pihak pengajar dapat menggunakan beberapa teknik diantaranya dengan tes maupun non tes.



DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Zaenal. 2009. Evaluasi Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosda Karya.

Djamarah, Syaiful Bahri & Zain, Aswan. 2014. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: CV Pustaka Setia.





[1] Hamdani, Strategi Belajar Mengajar, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2011), hlm. 58-59.
[2] Syaiful Bahri Djamarah & Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2014), hlm. 105
[3] Zaenal Arifin, Evaluasi Pembelajaran, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2009), hlm. 298
[4] Op,Cit,. Syaiful Bahri Djamarah & Aswan Zain, hlm. 106
[5] Op, Cit,. Hamdani, hlm. 296
[6] Op,Cit,. Syaiful Bahri Djamarah & Aswan Zain, hlm. 106
[7] Op, Cit,. Zaenal Arifin, hlm. 152
[8] Op, Cit,. Hamdani, hlm. 296

Tidak ada komentar:

Posting Komentar